Solok, (InfoPublikSolok) – Mendongeng atau bercerita merupakan salah satu komunikasi yang sederhana yang mudah dimengerti. Mendongeng juga merupakan cara yang menyenangkan untuk dapat merangsang daya imajinasi dan kreativitas anak.
Dunia anak adalah dunia yang penuh kejutan. Dunia bermain yang kaya akan cetusan-cetusan imajinasi anak dalam bungkus ekspresi yang demikian jujur dan alami serta menakjubkan.
Imajinasi anak ini berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan berbicara dan menjadi sarana bagi anak untuk belajar memahami realitas keberadaan dirinya juga lingkungannya.
Untuk meransang imajinasi dan kreatifitas tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solok menampilkan pendongeng kreatif sekaligus relawan forum pegiat literasi Padang Panjang Niki Martoyo, dan pemenang lomba bercerita tingkat SD se-Kota Solok tahun 2019, Wardah Izzati dari SDIT Iqra’ Kota Solok pada Rabu (3/7/2019) bertempat di rumah Ketua RT. 1/ RW 4, Kelurahan Nan Balimo, dengan peserta orangtua dan anak-anak serta warga masyarakat
Suhartinah, S.Pd, MM selaku Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solok yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan, manfaat dongeng selain untuk merangsang imajinasi dan kreatifitas anak, juga bisa menambah kemampuan berbahasa, mendorong anak-anak untuk semangat membaca karena sedari dini kecintaan terhadap bacaan sudah ditumbuhkan.
Tidak hanya itu, lanjutnya, edukasi ini bertujuan mengajak orang tua berperan dalam upaya mengembangkan minat baca pada anak. Salah satu cara mengajak anak untuk membaca adalah dengan cara mendongeng. Untuk mulai memperkenalkan dongeng pada anak dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Salah satu tempat terbaik untuk memulai kegiatan mendongeng adalah di rumah. Ketika anak dan orang tua berada di rumah tentu tidak banyak kegiatan yang dapat dilakukan selain berkumpul dengan keluarga, momen inilah yang dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk membacakan dongeng kepada sang anak.
“Biasanya cerita atau dongeng yang dibacakan adalah dongeng sebentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang benar-benar terjadi,” ungkap Suhartinah.
“Bagi yang umurnya sudah cukup banyak pasti mengalami. Didongengkan cerita oleh ayah atau bundanya. Bagi yang sudah menjadi orang tua pasti juga sudah pernah mendongeng untuk anak-anaknya menjelang tidur,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dra. Weni Oktiarni, MM Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, mengatakan saat ini dongeng sepertinya sudah jarang diperdengarkan. Orang tua sibuk bekerja hingga tak sempat bercerita pada anaknya tentang dongeng menjelang tidur. Orang tua memercayakan televisi dan smartphone untuk menemani anak-anak sebagai pengantar tidur.
Selain itu, anak-anak merasa lebih asyik main game di smartphone dibanding mendengar cerita dari ayah bundanya yang tidak menarik baginya. Hal demikian terjadi dimungkinkan karena ayah dan bundanya kurang menghayati cerita, hanya sekadarnya sehingga sang anak tidak memiliki ketertarikan. (kd)
Tags:Related Posts
Tim Penilai Adiwiyata Sumbar Kunjungi SDN 06 Tanah Garam
Pembinaan Operator EMIS Madrasah se-Kota Solok
Pendidikan Demokrasi Praktis Melalui Pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Madrasah
Sambut Bulan Ramadhan, MDTA Masjid Darussalam Gelar Makan Bersama
Kasi PD Pontren Lakukan Monev Ujian MDTA se-Kota Solok