Solok,(Info Publik Solok) – Guna mengetahui pencapaian program kesehatan jiwa, perkembangan pelaksanaannya serta kendala atau masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan kesehatan jiwa, Dinas Kesehatan Kota Solok melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) program kesehatan jiwa (Keswa).
Monev penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa yang diadakan di aula D’Relazion, Kamis s.d Jumat (16/12) dihadiri oleh Kepala Bidang P3PL dr. Hiddayaturrahmi, M.Kes, Kepala Seksi PTM Ns. Jalisnawati, S.Kep, beserta staf Dinas Kesehatan. Kegiatan ini dihadiri oleh 55 orang yang terdiri dari Penanggung Jawab Program PTM, PJ Indera, IVA, PJ Jiwa, Dokter 4 puskesmas di Kota Solok, dan Poskeskel.
Kepala Bidang P3PL dr. Hiddayaturrahmi mengatakan tentang deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa “Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman, yang termasuk kategori PTM ini di antaranya adalah stroke, penyakit jantung koroner, kanker, diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan,” ujar Kabid.
Program Keswa merupakan salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan menjadi kewajiban daerah untuk pencapaian target indikator tersebut, sehingga sudah sepatutnya program Keswa mendapat perhatian dan prioritas di semua Kabupaten/ Kota terutama dalam penganggaran kegiatannya.
Pemateri dari Dinkes Kota Solok, Azlina Fithra Sari tentang pencatatan dan pelaporan Program Penyakit Tidak Menular dengan penggunaan aplikasi ASIK, aplikasi yang mudah digunakan untuk mencatat deteksi dini PTM merupakan kegiatan untuk mengetahui secara awal potensi penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, stroke, asma, kanker, dan lain-lain. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, kader kesehatan, ataupun self-assessment (pemeriksaan mandiri).
Sementara itu, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular (PTM), Ns. Jalisnawati, S.Kep menjelaskan 4 SPM yaitu pelaku usia produktif 15-19 (71,4%), faktor risiko penyakit menular, peningkatan pelayanan hipertensi, diabetes mellitus dengan persentase (150,2%) dan penderita ODGJ berat dengan persentase (78%). Dari 4 SPM tersebut didapatkan data terendah yaitu hipertensi, dengan kesepakatan untuk menaikkan gradenya akan disandingkan dengan data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). (ia)
Tags:Related Posts
Wako Zul Elfian Sampaikan Apresiasi Gelaran RSBG 2023 Berjalan Sukses
Kualitas Layanan Publik jadi Atensi Pemko Solok
Pengumuman Forikan Terbaik se-Sumatera Barat, Dimeriahkan Lomba Masak Berbahan Dasar Ikan
Jadi Bapak Asuh, Ketua Baznas Kota Solok Serahkan Bantuan Anak Stunting
Antisipasi Stunting, TP-PKK Lakukan Pembinaan Gizi 1000 HPK