Solok, (Info Publik Solok) – Persoalan angkatan kerja dan pengangguran masih menjadi permasalahan utama di Kota Solok saat ini. Untuk itu, Pemko Solok siapkan beberapa program untuk penanggulangan hal tersebut.
“Kita terus melakukan upaya untuk mengatasi pengangguran dan rendahnya kompetensi tenaga kerja, melalui berbagai program percep-tan peningkatan kompetensi calon tenaga kerja. Khususnya dalam memberikan maupun pengembangan soft skill atau keterampilan bagi mereka,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker), Elvy Basri.
Beberapa pelatihan keterampilan yang telah diberikan DPMPTSP Naker seperti Barbershop, tata boga, teknisi komputer, stir mobil dan lainnya. Dikatakan, beberapa alumni peserta juga sudah ada yang bekerja dan membuka lapangan kerja.
“Tahun 2022 ini kita sudah melakukan program-program itu, serta juga bekerjasama dengan BLK untuk memberikan keterampilan pada masyarakat angkatan kerja yang belum bekerja,” tambahnya.
la juga menyampaikan, masyarakat juga dapat mengakses media sosial Facebook, Instagram milik DPMPTSP Kota Solok yang terus memberikan update informasi lowongan pekerjaan di Daerah Solok dan sekitarnya.
Dari data Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker), hingga Juni tahun 2022, persentase angkatan kerja di Kota Solok adalah sebesar 68,46 persen atau selitar 46.713 orang dan bukan angkatan kerja sebesar 31,54 persen, 22.961 orang. Dari total angkatan kerja tersebut, terdapat angka pengangguran Kota Solok sebesar 8,35 persen atau sekitar 3.043 orang.
Selanjutnya, jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Solok, didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang berjumlah 270 orang, kemudian diikuti lulusan akademi sebanyak 49 orang dan SI sebanyak 46 orang.
“Artinya lebih dari setengah dari yang belum bekerja memiliki pendidikan yang cukup, maka adapun kita sudah mencarikan solusi berupa mengadakan job fair, namun itu mungkin tidak akan maksimal, karena keterbatasan penyedia lapangan kerja akibat pandemi, jelasnya.
Penciptaan lapangan kerja sendiri terutama melalui wirasuha merupakan langkah efektif untuk mengurangi tingkat pengangguran yang mungkin akan terjadi. la mengimbau seluruh wirausaha untuk melakukan inovasi dalam mengelola berbagai potensi yang ada. Sebagai gambaran ketenagakerjaan di Kota Solok, berdasarkan data DPMPTSP Naker Kota Solok, tahun 2021, sebagian besar penduduk Kota Solok memiliki mata pencaharian utama di sektor jasa, yakni sebesar 77,06 persen, diikuti sektor manufaktur sebesar 15,02 persen dan sektor pertanian sebesar 10,93 persen.
Sementara itu, bila diklasifikasikan berdasarkan status pekerjaan utama, maka sebagian besar penduduk angkatan keria berstatus sebagai buruh/ karyawan/ pegawai, yakni sebesar 51,28 persen.
Diikuti dengan penduduk berstatus berusaha sendiri sebesar 22, 74 persen, berusaha dibantu burüh tidak tetap sebesar 9,62 persen, pekerja keluarga sebesar 10,93 persen, pekeria bebas di sektor non pertanian sebesar 4,44 persen, berusaha dibantu buruh tetap sebesar 3,79 persen dan sisanya pekeria bebas disektor pertanian sebesar 4,70 persen.
Dari tujuh status pekerjaan utama tersebut, dapat didentifikasi kembali meniadi 2 kelompok utama terkait dengan kegiatan ekonomi formal dan informal. Kegiatan formal terdiri atas pekerja yang berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan/ pegawai sebesar 55,07 persen, sementara sisanya sebanyak 44,93 persenter masuk kegiatan informal. (*)
Tags:Related Posts
Pengumuman Forikan Terbaik se-Sumatera Barat, Dimeriahkan Lomba Masak Berbahan Dasar Ikan
Antisipasi Stunting, TP-PKK Lakukan Pembinaan Gizi 1000 HPK
Wawako Solok: DPPKB Merupakan Garda Terdepan Pencegahan Stunting
Dua Program Inovasi Unggulan Sumbar Masuk Penilaian Tahap Akhir IGA 2023
Pemuda Pelopor Kota Solok Berbagi Pengalaman Peternakan Kambing di Jambi