Berharap Ikuti Penilaian CSAK 2024, SDIT Golden School Siap Lengkapi Administrasi

Solok, (Info Publik Solok) - Tim pembina Sekolah Adiwiyata dari Dinas Lingkungan Hidup melakukan pembinaan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Golden School, Aro IV Korong Kecamatan Lubuk Sikarah, Kamis (10/10/24).
Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Agus Susanto, bersama 4 orang staf.
Agus menjelaskan tentang gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (PBLHS), mekanisme pemberian penghargaan Adiwiyata, komponen yang menjadi ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi, agar sekolah dapat ditetapkan dan diberikan penghargaan Sekolah Adiwiyata Kota 2024.
Berdasarkan hasil pengecekan administrasi kelengkapan usulan Calon Sekolah Adiwiyata Kota (CSAK) 2024, secara umum dokumen belum rampung, masih berproses dikerjakan oleh pihak sekolah. Tim pembina memberikan beberapa masukan terkait apa yang harus dilengkapi.
Menurut Agus, walaupun SDIT Golden School sudah kali kedua mengikuti CSAK, karena banyak guru yang berganti, pembinaan perlu dilakukan ulang kepada pihak sekolah dan guru-guru. Sehingga kegiatan ini sangat penting dilakukan sebagai pengenalan kembali bagi sekolah, agar sekolah dapat bertanya dan berkonsultasi langsung bagaimana langkah-langkah yang harus dikerjakan sebagai Calon Sekolah Adiwiyata Kota tahun 2024.
“Karena di SDIT Golden School banyak guru dan pengajar yang berganti sehingga kita harus kembali melakukan pembinaan dari awal,” ucapnya.
Menurut Penyuluh Lingkungan Hidup, Nelli Amrianis, pembinaan yang diberikan oleh tim akan sangat bermanfaat bagi sekolah untuk mempersiapkan diri dalam menata dan mengelola lingkungan sekolah menjadi Sekolah Adiwiyata. Namun menurutnya bukan itu tujuan utamanya, tapi merubah pola pikir warga sekolah untuk berperilaku hidup sehat berwawasan lingkungan.
“Menjadi Sekolah Adiwiyata mungkin bukanlah tujuan utama kita melaksanakan GPBLHS ini. Tapi menjadikan warga sekolah dengan pola pikir yang berwawasan lingkungan yang sehat dalam berperilaku sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Ini harus kita mulai dengan langkah awal seperti pembinaan hari ini,” ucap Nelli.
Penelaah Proses di Bidang Lingkungan, Ovi Oktaviani, juga menerangkan kriteria penilaian CSAK saat ini penekanannya berbeda dengan sebelumnya. Untuk sekarang lebih ditekankan kepada perilaku di sekolah dibandingkan infrastruktur.
“Poin yang dinilai ialah perilaku yang menerapkan enam aspek dari sanitasi sampai ke inovasi. Infrastruktur tidak lagi menjadi penilaian utama. Penilaian ini akan lebih memudahkan sekolah,” jelas Ovi.
SDIT Golden School berharap sekolahnya dapat melengkapi administrasi sehingga bisa menjadi CSAK tahun 2024.
Arsip Berita