Camat Ngopi Bareng Warga, CADIAK Jadi Wadah Aspirasi yang Efektif

Camat Ngopi Bareng Warga, CADIAK Jadi Wadah Aspirasi yang Efektif

Solok, InfoPublikSolok – Pemerintah Kecamatan di Kota Solok terus menghadirkan pendekatan baru dalam pelayanan publik. Salah satu terobosan terbaru adalah inovasi “CADIAK” singkatan dari Camat di Lapak Badiskusi, yakni ruang dialog informal antara camat dan masyarakat yang dilaksanakan langsung di warung atau kedai kopi, tempat warga biasa berkumpul.

Lewat CADIAK, camat dan lurah kini hadir langsung di tengah masyarakat, bukan di kantor atau balai pertemuan, melainkan di warung kopi, lapau, atau kedai yang menjadi pusat berkumpulnya warga. Di sanalah diskusi seputar pemerintahan, ketertiban, hingga persoalan sosial wilayah dibuka dengan suasana santai namun tetap serius dalam substansi.

Inisiatif ini diinisiasi oleh jajaran kecamatan bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa, RT/RW, tokoh masyarakat, pemuda, serta LPMK di masing-masing wilayah. Melalui diskusi terbuka yang digelar di lapau, masyarakat bebas menyampaikan persoalan, harapan, maupun saran tanpa tekanan suasana formal. Setiap aspirasi yang disampaikan akan dicatat dan ditindaklanjuti melalui koordinasi dengan instansi terkait.

Menurut Hendrik, Camat Tanjung Harapan, pendekatan ini muncul dari kesadaran bahwa forum formal seperti Musrenbang atau sosialisasi kerap membuat masyarakat sungkan untuk berbicara. Banyak potensi masalah yang tidak terdeteksi karena komunikasi satu arah dan terlalu birokratis.

“Dengan adanya inovasi CADIAK, masyarakat lebih terbuka menyampaikan aspirasi dalam suasana santai. Ini mempercepat penanganan masalah sosial dan membangun kepercayaan publik kepada pemerintah,” ujar Hendrik saat ditemui usai pelaksanaan diskusi, Kamis (16/5/2024).

CADIAK bukan hanya soal menyapa warga, tetapi menjadi mekanisme nyata membangun pelayanan publik yang partisipatif. Aspirasi warga tak hanya dicatat, tapi juga ditindaklanjuti melalui koordinasi lintas instansi.

Dengan menjadikan warung sebagai "kantor terbuka", pemerintah kecamatan membuktikan bahwa mendengarkan warganya bisa dilakukan di mana saja asal ada kemauan, niat baik, dan segelas kopi hangat.


Komentar

Tinggalkan komentar