KPU Kota Solok: Pendidikan Politik Pemilih Pemula Adalah Investasi Demokrasi Jangka Panjang

KPU Kota Solok: Pendidikan Politik Pemilih Pemula Adalah Investasi Demokrasi Jangka Panjang

Solok, InfoPublikSolok - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solok menegaskan komitmennya untuk terus mengedukasi pemilih pemula, meskipun tahapan Pemilu telah usai. Menurut KPU, generasi muda bukan sekadar pelengkap dalam pesta demokrasi, tetapi justru penentu arah kebijakan dan pembangunan bangsa ke depan.

Hal ini disampaikan Komisioner KPU Kota Solok, Yance Gafar, dalam keterangannya, Kamis (28/8).

“Pemilih pemula bukanlah sekadar penonton dalam pemilu, melainkan penentu masa depan. Suara mereka adalah cahaya baru dalam perjalanan bangsa. Satu suara bisa menentukan siapa yang memimpin dan bagaimana wajah demokrasi ke depan,” ujarnya.

Yance menyoroti minimnya kesadaran politik di kalangan sebagian generasi muda. Banyak yang menganggap pemilu hanyalah rutinitas lima tahunan yang tak berdampak langsung pada kehidupan mereka.

“Demokrasi bukan hanya soal prosedur teknis saat pencoblosan, tetapi menyangkut kesadaran, pengetahuan, dan keberanian untuk ikut bertanggung jawab atas masa depan bersama,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yance menjelaskan bahwa pendidikan pemilih tidak cukup hanya mengajarkan cara mencoblos yang benar, tetapi harus menanamkan pemahaman bahwa saat memilih, seseorang sedang menentukan siapa pemimpinnya, siapa penyusun kebijakan, dan arah pembangunan ke depan.

Ia juga memaparkan tiga alasan mengapa pendidikan politik bagi pemilih pemula perlu menjadi perhatian serius: pertama, untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara; kedua, untuk mencegah golput akibat kurangnya informasi; dan ketiga, untuk membentuk pemilih yang cerdas dan kritis dalam menilai calon, program, dan rekam jejak, bukan sekadar terpesona oleh popularitas atau janji kampanye.

Namun, tantangan terbesar menurut Yance adalah keberlanjutan sosialisasi. Ia menilai edukasi politik sering kali hanya dilakukan menjelang pemilu, lalu hilang setelahnya.

“Kami meyakini bahwa sosialisasi yang berkelanjutan adalah kunci. Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain melalui integrasi dengan pendidikan formal, pemanfaatan media digital, kegiatan partisipatif dan kreatif, serta kolaborasi dengan komunitas,” jelasnya.

Ia menutup penyampaiannya dengan menekankan bahwa pendidikan pemilih pemula adalah investasi jangka panjang yang hasilnya baru akan terlihat 5–10 tahun ke depan.

“Seperti yang disampaikan Almond & Verba dalam The Civic Culture (1963), demokrasi hanya akan bertahan jika masyarakat memiliki budaya politik partisipatif yang ditanamkan sejak dini,” ucap Yance.

KPU Kota Solok berharap, pendidikan politik dan kesadaran berdemokrasi di kalangan generasi muda dapat terus ditumbuhkan sebagai bagian dari tanggung jawab bersama, demi menciptakan demokrasi yang sehat dan berdaya tahan.


Komentar

Tinggalkan komentar